Berikut adalah beberapa alasan mengapa kita harus beralih ke Cloth Diaper:
1. Tidak ada bahan kimia dalam cloth diaper
Pernahkan anda memikirkan apa yang membuat popok “super serap” begitu menyerap? Jika anda pernah menggunakan popok sekali pakai, anda mungkin akan menyadari biji gel bening pada genital bayi anda setelah mengganti popok. Popok super serap mengandung sodium polyacrylate, yang menyerap cairan sampai 100 kali beratnya. Sodium polyacrylate adalah kandungan yang sama yang dihilangkan dari tampon pada 1985 karena dikaitkan dengan sindrom syok racun. Belum ada penelitian terhadap efek jangka panjang bahan kimia ini jika bersentuhan dengan organ reproduktif bayi selama 24 jam sehari selama 2 tahun.
Apa yang harus menjadi perhatian penting semua orang tua adalah bahan kimia beracun yang ada dalam popok sekali pakai. Dioksin yang dalam berbagai bentuk telah terbukti menyebabkan kanker, kecacatan lahir, kerusakan hati, dan penyakit kulit, kerusakan genetis, adalah produk sampingan dari proses pemutihan kertas yang digunakan dalam pembuatan popok sekali pakai dan sejumlah jejaknya mungkin ada dalam popok itu sendiri. Dioksin terdaftar oleh EPA sebagai kimia paling beracun terkait kanker. Popok sekali pakai mengandung Tributyl-tin (TBT) – sebuah polutan beracun yang dikenal menyebabkan masalah hormonal pada manusia dan binatang.
Cloth diaper, disisi lain, bebas dari banyak bahan kimia yang terkandung dalam popok sekali pakai.
2. Kesehatan lingkungan
Sementara mencuci cloth diaper menggunakan air dan listrik, pilihannya (menggunakan dan mendukung pembuatan popok sekali pakai) lebih buruk lagi. Juga, anda akan menggunakan lebih sedikit deterjen karena saat mencuci popok anda, anda hanya harus menggunakan seperempat sampai setengah jumlah deterjen yang biasanya anda pakai. Penelitian menunjukkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh popok sekali pakai jauh lebih besar dibandingkan popok pakai ulang.
FAKTA-FAKTA LINGKUNGAN
(Berikut diambil dari www.motherease.com)
- Air buangan dari mencuci cloth diaper relatif lebih ramah sementara air buangan dari bubur kertas, kertas dan plastik mengandung pelarut, lumpur, logam berat, polimer tak bereaksi, dioksin dan furan.
- Meskipun cloth diaper menghasilkan polusi udara, polusi udara dari pabrik popok sekali pakai jauh lebih berbahaya.
- Pemutih bubur kertas melepaskan dioksin dan furan ke udara, seperti pembakaran.
- Sekali menggunakan popok sekali pakai menggunakan 37% air lebih daripada mencuci di rumah.
- Popok sekali pakai kelihatannya menghasilkan lebih sedikit kotoran karena dengannya, kotoran manusia dibuang ke tempat pembuangan. Praktik ini bertentangan dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia dan secara teknis ilegal. Mencuci cloth diaper dirumah menggunakan 50-70 galon air setiap tiga hari. Sebagai pandangan, seseorang yang di-toilet training menyiram toilet 5-6 kali sehari, juga menggunakan 70 galon air setiap tiga hari.
- Pembuangan akhir tidak menyediakan kondisi yang diperlukan untuk popok sekali pakai terurai. Popok sekali pakai dalam efek “dimumikan” dan menyimpan volume berat dan bantuk aslinya. Kotoran manusia dapat mengandung patogen berbahaya (sebagai contoh, bayi yang telah divaksin polio akan mengeluarkan virus polio) saat kotoran dibuang bersama popok sekali pakai ada potensi terpapar ke publik (melalui hewan pengerat, hewan peliharaan, lalat atau burung).
Popok sekali pakai menjadi sumber ketiga terbesar sampah padat di pembuangan akhir, setelah koran dan wadah makanan dan minuman – sebuah fakta yang signifikan, mengingat popok sekali pakai adalah produk tunggal yang digunakan oleh bagian populasi yang terbatas.
Rata-rata bayi yang menggunakan popok sekali pakai akan menghasilkan dua ton limbah biologis berbahaya yang tetap berada di pembuangan akhir selama ratusan tahun. Agar popok ini terurai, harus terkena udara dan matahari. Bagaimana bisa? Telah diperkirakan bahwa akan memakan waktu setidaknya 500 tahun untuk terurai. Komponen plastik dalam popok sekali pakai tidak akan pernah terurai. Jadi, saat anda membuang popok sekali pakai itu, mungkin akan berguna untuk mengingat bahwa popok tersebut akan tetap ada pembuangan akhir jauh, jauh setelah anda dan saya dan bayi-bayi kita tiada.
Produksi popok sekali pakai mengkonsumsi banyak sekali jumlah sumber dan energi menambah 2,8 miliar ton urin, feses, plastik dan kertas ke pembuangan akhir setiap tahunnya. Disamping menambah penyempitan tempat pembuangan akhir, popok sekali pakai membahayakan kesehatan dan lingkungan, khususnya kesehatan pekerja sanitasi.
3. Potty Training Lebih Cepat
Ini adalah fakta yang sedikit diketahui bahwa anak yang memakai cloth diaper lebih cepat potty train dan dengan lebih sedikit tenaga bagi orang tua. Ini sangat berkaitan dengan fakta bahwa saat cloth diaper basah, mereka dapat merasakan sensasinya. Popok sekali pakai yang sarat bahan kimia dapat terasa begitu kering, bayi anda tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengerti apa yang tubuh mereka lakukan sampai mereka lebih tua.
4. Cloth diaper BANYAK menghemat biaya
Sampai dengan waktu seorang bayi rata-rata di-toilet training, dia akan membutuhkan hampir 7000 popok. Menghargai setiap popok SANGAT murah pada Rp 1.750,00, sama saja dengan jumlah yang mengejutkan Rp 12.250.000,00 per anak. Cloth diaper adalah sebagian daripadanya DITAMBAH mungkin akan bertahan sampai semua saudara bayi anda di masa depan, jika dirawat dengan baik.
Biaya untuk popok sekali pakai sebagian besar tersembunyi dibalik tagihan belanjaan sedangkan biaya di muka cloth diaper mungkin terlihat lebih besar pada awalnya. Tetapi jika anda menyisihkan waktu anda dan menghitung dengan benar, anda akan menyadari seberapa banyak uang yang benar-benar anda buang ke pembuangan akhir dengan membeli popok sekali pakai.
5. Memakai Cloth Diaper mudah dan nyaman
Pada masa ibu kita anda membutuhkan peniti, celana karet, dan waktu untuk melipat kain bedung menjadi popok. Memakaikan cloth diaper sangat mudah semudah menggunakan popok sekali pakai. Selain itu, membersihkannya juga mudah. Kotoran bayi ditampung dalam nappy liner yang dapat dibuang atau disiram dalam toilet lalu bilas popok dan insert. Meskipun anda tidak menggunakan nappy liner, cloth diaper tetap mudah dibersihkan, cukup disiram dengan toilet sprayer atau dibawah keran maka kotoran akan terlepas dengan sendirinya. Anda dapat antara menumpuk popok kotor sekitar satu kali cuci dengan mesin cuci untuk dicuci bersama atau anda dapat menggabungkan popok yang telah dibilas dengan cucian biasa anda. Tidak masalah – sungguh!
Bayi yang menggunakan cloth diaper lebih sedikit mengalami ruam popok
Terkejut? Itu benar. Cloth diaper telah dibuktikan seiring dengan waktu dan kembali dalam mengurangi ruam popok. Ini bahkan diperkuat oleh perusahaan popok terkemuka Procter & Gamble yang penelitiannya telah menunjukkan bahwa kemunculan ruam popok meningkat dari 7,1% ke 61% seiring dengan meningkatnya penggunaan popok sekali pakai.
Popok sekali pakai sekarang jauh lebih menyerap (terima kasih kepada bahan kimia seperti Sodium Polyacrylate, lihat bawah) sehingga banyak orang tua lebih jarang mengganti popok bayi mereka dari yang seharusnya.
Ruam popok disebabkan oleh paparan berkepanjangan terhadap kelembaban yang dikombinasikan dengan gesekan, bakteri dan bentukan amonia. Gel penyerap super di popok sekali pakai memfasilitasi kurang digantinya dari orang tua, dan ‘menarik’ kelembaban alami dari kulit bayi, mendorong iritasi.
Cara terbaik untuk mencegah ruam adalah dengan sering mengganti popok, baik kain maupun sekali pakai. Meskipun kualitas popok sekali pakai yang sangat menyerap, urin dan bakteri masih ada di popok dan dengan demikian tidak baik untuk pantat bayi anda. Meskipun popok sekali pakai dapat menampung urin bayi selama sehari dan mungkin lebih, popok sekali pakai juga harus sering diganti.
Cloth diaper tetap kering dan breathable dalam cuaca terpanas. Ada banyak laporan anekdot anak balita yang tumbuh dengan cloth diaper menolak menggunakan popok sekali pakai. Kain lebih lembut daripada kertas – titik. Jika tidak bukankah kita semua akan mengenakan pakaian dalam kertas?
Dirangkum dari: www.indonesia.bumwear.com
No comments yet.